Selasa, 05 April 2011

klimakterium dan menopause

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Klimakterium dan Menopause
2.1.1 Pengertian Klimaterium
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium. (Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. (Baziad, 2003, hal 1)
Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir. (Kasdu, 2002, hal 2 )
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 )
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40 – 65 tahun. Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun. Klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause.
Fase-fase Kliamkterium
1. Fase Premenopause
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom pramenstrual (PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar esterogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetepi juga dapat ditetapkan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang – kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
2. Fase Perimenopause
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya lebih dari 38 hari.
3. Fase Menopause
Menopause adalah perdarahan haid yang terakhir yang terjadi pada usia 40 – 65 tahun. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause.
4. Fase Pascamenopause
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senilis. Fase ini terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun. Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis.
Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Sindroma klimaktek diantaranya:
1. Sindrom klimakterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pascamenopause.
2. Sindrom klimakterik endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH). Disebut juga sebagai sindrom defisiensi estrogen.
Sebagian pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa alamiah dan bukan diakibatkan oleh penyakit khusus (penyakit defisiensi hormon), sehingga tidak memerlukan pengobatan tetapi hanya membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan dan dirinya sendiri. Namun banyak pula yang menganggap proses ini sebagai kelainan yang memerlukan pengobatan tersendiri.
Agar kehidupan usia senja ini berlangsung dalam kepuasan dan kebahagiaan, maka setiap wanita perlu mengadakan persiapan untuk menghadapinya. Salah satu persiapan yang penting adalah mengetahui organ tubuh kita sendiri dan fungsinya, serta mengenal bagaimanakah sebenarnya kejadian masa klimakterik itu.
2.1.2 Pengertian Menopause
Menopause adalah kondisi fisiologis dimana terjadi berakhirnya menstruasi yang rata-rata terjadi pada umur 51 tahun. Menopause adalah masa di mana indung telur, sehingga produksi hormon estrogen berkurang yang berakibat terhentinyya haid untuk selamanya (mati haid).
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang disebabkan menurunnya fungsi ovarium. Diagnosa dibuat setelah terdapat amenorea (tidak haid) sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun.
Menurut Kasdu (2002 : 54), menopouse adalah sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan peuseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18 menopause dianggap sebagai suatu bencana dan malapetaka, sedangkan wanita setelah menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collection mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali.
Baziad (2000) dalam (Kasdu, 2002 : 56) menyebutkan menopouse sebagai pendarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. Istilah menopouse digunakan untuk menyatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah seorang wanita mengalami periode terakhir masa haid.
Menurut Ali (2004 : 8), pada beberapa wanita, berakhirnya haid terjadi secara mendadak, satu masa haid berakhir dan ia tidak pernah mendapat haid lagi. Bagi wanita yang lain , jarak haidnya menjadi tidak teratur, terjadi antara selang waktu 3 (tiga) minggu sampai beberapa bulan. Apabila satu tahun penuh telah berlalu tanpa mendapat haid, maka ia dapat dengan yakin menyimpulkan bahwa menopouse terjadi saat terakhir kali ia mendapat haid.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause adalah sebagai berikut :
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause :
a. Usia haid pertama kali (menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertamakalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b. Faktor psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopouse lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.
c. Jumlah Anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan menopouse, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.
d. Usia Melahirkan
Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopouse. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deacones Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun mengalami usia menopouse yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.
e. Pemakaian Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki menopause.


f. Merokok
Perempuan yang merokok cenderung mengalami menopause beberapa tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak merokok. Belum ada cara pasti memperhitungkan usia menopause. Hanya perempuan yang tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab yang jelas, yang bisa dikatakan sudah menopause.
g. Sosial ekonomi
Meskipun data pasti belum diperoleh, dalam bukunya, Dr. Faisal menyebutkan bahwa menopouse kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi (Kasdu, 2002 : 58).
2.1.4 Usia Menopause
Kapan menopouse terjadi pada seorang wanita, tidak ada yang sama pada setiap orang. Yatim (2000) dalam Kasdu (2002 : 85), menyebutkan hasil studinya bahwa rata-rata seorang wanita memasuki masa menopouse berbeda pada setiap ras. Meskipun dalam satu ras, tetap tidak sama pada setiap orang. Misalnya, wanita ras Asia mengalami menopouse pada usia 44 tahun. Menurut Rachman (1997) dalam Kasdu (2002 : 53), menyebutkan usia menopouse terjadi pada usia 48 – 50 tahun.
Sebuah penelitian yang sudah dilakukan pada tahun 1992 oleh Samil di Kota Jawa Tengah dengan responden wanita berpendidikan, diketahui bahwa wanita mengalami menopouse pada usia 50,2 tahun. Pada wanita yang tinggal di pedesaan, terjadi pada usia 46,5 tahun. Angka ini hampir sama dengan rata-rata usia wanita Amerika dan Eropa mulai memasuki masa menopouse (Kasdu, 2002 : 87)

2.2 Tanda- tanda Klimakterium dan Menopause
2.2.1 Tanda Awal Klimaterium
Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis (penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat) pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid (senyawa turunan lemak) seks. Lalu berhenti haid. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANIK PADA MASA KLIMAKTERIK
Organ sasaran Bentuk perubahan Akibatnya
Urogenital Atrofi vulva, vagina, uterus, vesika urinaria Elastisitas menurun, mengecil, kering,mudah cedera, mudah infeksi
Hemodinamik Gangguan pembuluh darah tepi Infark miokard
Metabolisme Hiperkolesterolemia,kekurangan kalsium,gangguan metabolisme karbohidrat Aterosklerosis, osteoporosis,adipositas
Endokrin Hiperfungsi hipofisis,disfungsi tiroid, peningkatan androgen Hipertiroid, defeminisasi,virilisasi
Vegetatif Hipersimpatikotonik,ataksi Hipertiroid, defeminisasi,virilisasi

2.2.2 Tanda Awal Menopause
 Perubahan Kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah merasa tua, mudah tersinggung, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
 Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorpsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi(bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus/adanya obstruksi usus).
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi kandung kemih dan liang senggama. Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha.
 Perubahan Organ Reproduksi
a. Uterus (kandungan)
Uterus mengecil , selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat intertesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.
b. Tuba Falopii (saluran Telur)
Lipatan – lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.
c. Serviks (mulut rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen.
d. Vagina
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae, berkurangnya vaskularisasi, elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun. pH vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil Donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternus melemah timbul uretritis dan pembentukkan karankula.
e. Dasar pinggul
Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.
f. Perineum dan Anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spincter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.

g. Vesica Urinaria
Tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar.
h. Kelenjar payudara
Diserapnya lemak subcutan , atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil kurang erektil , pigmentasi berkurang , sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.
2.3 Masalah yang timbul pada Klimakterium dan Menopause
2.3.1 Masalah yang timbul secara fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1992). Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1. Ketidakterturan siklus haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun dapat berakhir setelah satu minggu.Perdarahan disini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita menopause tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada saat permulaan menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan untuk kemudian berhenti sama sekali. Karena munculnya pada masa awal menopause, gejala ini sering disebut gejala peralihan.


2. Gejolak rasa panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi.
Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan pakaian tipis, menggunakan kipas angin, olahraga teratur, menghindari makanan pedas dan panas, serta mengontrol stres.
 Cara Mengatasi
Black Cohosh: Bantu redakan kilas panas (hot flashes)
Black cohosh merupakan salah satu suplemen untuk meredakan gelaja menopause yang paling banyak diminati di Amerika Serikat. Suplemen ini terbuat dari tanaman black cohosh yang hidup di Amerika Utara. Beberapa studi telah menemukan bahwa suplemen ini sangat membantu, khususnya meredakan gejala hot flashes. Tapi, ada juga studi yang tidak menemukan adanya manfaat. Obat ini sebaiknya dihindari jika Anda mengalami masalah hati. Langkah amannya, berkonsultasilah dengan dokter sebelum menggunakan.

3. Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme.
4. Gejala perkemihan
Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu ingin kencing dan ngompol.
5. Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992).

6. Keringat di Malam Hari

Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.
 Cara Mengatasi
Biji rami: Kurangi keringat di malam hari. Biji rami dan minyak biji rami bisa membantu perempuan dengan gejala menopause ringan. Sebuah studi, seperti dikutip situs webmd.com, menemukan, biji rami mengurangi kilas panas sebanyak 35 persen dan keringat di malam hari hingga 44 persen. Tapi, tidak semua studi menunjukkan manfaat ini.


7. Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.

8. Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

9. Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh
 Cara Mengatasi
.Kalsium: Cegah penurunan kepadatan tulang. Penurunan kepadatan tulang merupakan salah stau masalah serius begitu kadar hormon menurun setelah menopause. Karena itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kalsium. Perempuan di bawah usia 50 memerlukan 1.000 miligram kalsium sehari. Setelah usia 50, perempuan memerlukan 1.200 miligram sehari.
Tips: Daripada mengkonsumsi suplemen kalsium dosis besar, ada baiknya menggunakan dosis lebih kecil dua hingga tiga kali sehari. Cara ini membantu tubuh menyerap lebih baik.
Vitamin D: Pastikan mendapatkan cukup paparan matahari
Vitamin D sama pentingnya dengan kalsium dalam menjaga kesehatan tulang. Tanpa vitamin D, tubuh Anda tidak bisa menyerap kalsium. Vitamin ini bisa diperoleh dari makanan dan suplemen. Tapi, Anda bisa menggunakan sumber lainnya, matahari.

Tips: Pastikan mendapatkan 10 hingga 15 menit paparan sinar matahari pagi. Cara ini bisa membantu Anda memenuhi kebutuhan vitamin D harian.

10. Badan Menjadi Gemuk
Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga.

11. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause.
Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker endometrium terutama menyerang wanita diatas usia 45 tahun, yang paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid, keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid terakhir dalam menopause.

2.3.2 Masalah yang timbul secara psikologis

Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan bagi lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1. Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
2. Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat atau dukungan dari orang di sekitarnya, namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simptom-simptom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
• Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat egang.
• Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
• Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
• Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
• Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.
3. Mudah Tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
4. Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi stress tersebut.
5. Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
Simpton-simpton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :
• Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
• Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
• Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
• Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh.
• Simptom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.
Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
2.3.3 Beberapa Suplemen Atasai Efek Menopause
1. Ubi liar (wild yam): Pengganti hormon pil dan krim yang terbuat dari jenis ubi liar tertentu, banyak digunakan oleh perempuan menopause sebagai pengganti hormon. Beberapa komponen alami dalam ubi liar ini terlihat sama dengan estrogen dan progesteron. Tapi sejauh ini, studi-studi klinis belum menemukan bukti bahwa suplemen ini meredakan gejala menopause.
2. Ginseng: Perbaiki suasana hati (mood). Beberapa studi menemukan adanya bukti bahwa ginseng bisa memperbaiki kualitas kehidupan selama menopause. Ginseng terbukti bisa meningkatkan mood dan memperbaiki tidur. Tapi sejauh ini, studi-studi belum menemukan bahwa ginseng bisa meredakan gejala fisik menopause, seperti kilas panas (hot flash).
3. DHEA: Hormon untuk tetap muda Setelah usia 30, kadar hormon alami DHEA dalam tubuh akan menurun Beberapa studi kecil telah menemukan bahwa suplemen bisa membantu gejala menopause seperti penurunan libido dan kilas panas (hot flash). Bukti yang ada masih beragam. Studi lain tidak menemukan adanya manfaat. Ada juga kecemasan bahwa penggunaan DHEA jangka panjang atau dalam dosis tinggi bisa meningkatkan risiko kanker payudara .
4. Sage
Komponen dalam sage mempunyai efek menyerupai estrogen. Jadi, sage kemungkinan bisa membantu meredakan gejala menopause. Studi pendahuluan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Tapi, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan efektifitas dan keamanannya.
5. Dong quai. Dalam sistem pengobatan tradisional China, dong quai telah digunakan untuk mengatasi gangguan kesehatan perempuan selama ribuan tahun. Akan tetapi, penelitian belum menemukan bukti untuk mendukung penggunaan herbal ini. Karena dong quai kemungkinan mempunyai efek samping, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai menggunakan.
6. Kedelai
Sejumlah studi menemukan bahwa kacang kedelai bisa mengurangi gejala kilas panas (hot flash). Sebuah studi menemukan, ekstrak kedelai bekerja sama baiknya dengan satu tipe terapi hormon.
2.4 Dampak negatif yang terjadi akibat Menopause
2.4.1 Dampak jangka pendek dapat berupa:
a. Rasa panas di dada yang menjalar kearah wajah. Gejala ini sering timbul pada malam hari, sehingga menyebabkan terbangun dari tidur. Gejala ini hanya terjadi dalam hitungan menit tapi kadang-kadang dapat sampai 1 jam. Pada saat terjadi gejolak panas, warna kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher, wajah, dan terasa sedikit hanyaat pada perabaan. Gejala ini akan berkurang bila udara dinggin, sedangkan dalam keadaan stress psikis akan timbul lebih sering dan sangat mengganggu. Rasa panas ini akan semakin berkurang dan menghilang setelah 4-5 tahun pasca menopause.
b. Gangguan psikologis: Penurunan hormon estrogen pada wanita juga dapat mengakibatkan gangguan psikologis berupa depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, sukar berkonsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat dan menurunyya gairah seksual.
c. Kelainan kulit, rambut, gigi dan keluhan sendi/tulang: Kehilangan jaringan penunjang atau kolagen pada wanita menopause akan menyebabkan kulit menjasi tipis, kering dan keriput, rambut tipis dan kering serta mudah rontok, gigi mudah goyang dan gusi mudah berdarah, bibir menjadi pecah-pecah dan rasa sakit dan rasa ngilu pada daerah persendian.
d. Gangguan mata: Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.
e. Gangguan saluran kemih dan alat kelamin: Wanita menopause antara lain sering tidak dapat menahan kencing dan mudah menderita saluran kencing vagina akan terasa kering, gatal, mudah luka, sering keputihan, nyeri pada senggama atau perdarahan pasca senggama.
2.4.2 Dampak jangka panjang, antaralain:
a. Osteoporosis: Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormon estrogen sehingga tulang dapat mudah menjadi rapuh dan mudah patah. Umumnya osteoporosis terjadi pada tulang yang berongga, yaitu tulang belakang, leher, paha, panggul, dan lengan bawah. Osteoporosis dapat dipercepat oleh kekurangan kalsium, sinar matahari, aktivitas fisik dan olahraga, kurang gizi, kelainan kelenjar gondok (hipertiroid), merokok , minum alkohol dan penggunaan kortikoseroid misalnya pada penderita asma , lupus.
Perempuan di bawah usia 50 tahun memerlukan 1.000 miligram kalsium sehari. Setelah usia 50 tahun, perempuan memerlukan 1.200 miligram sehari.
b. Penyakit jantung koroner:Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner pada wanita
c. Kepikunan (Dimensia Tipe Alzheimer): Kekurangan hormon estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat/otak. Penurunan hormon estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, kehilangan ingatan, akan peristiwa jangka pendek, sukar tidur, gelisah, depresi, sampai pada kepikunan tipe Alzheimer. Penyakit kepikunan Alzheimer dapat terjadi apabila kekuranngan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi oleh faktor keturunan serta proses penuaan.
Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai berat. Sepuluh tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :
• Gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan
• Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan
• Kesulitan bicara dan berbahasa
• Disorientasi waktu, tempat dan orang
• Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
• Kesulitan berpikir abstrak
• Salah meletakkan barang
• Perubahan mood dan perilaku
• Perubahan kepribadian
• Hilangnya minat dan inisiatif
2.5 Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah kliamkterium dan menopause yang dapat dilakukan tingkat pelayanan dasar antara lain :
a. Pemeriksaan alat kelamin: Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet, keputihan, pertumbuhan abnormal seperti benjolan atau tanda radang.
b. Pap Smear : Pemeriksaan ini dapat dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan deteksi bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi. Dengan demikian pengobatan terhadap adanya kelainan dapat segera dilakukan.
c. Perabaan payudara : Ketidakseimbangan hormon yang terjadi akibat penurunan kadar hormon estrogen, dapat menimbulkan pembesaran atau tumor payudara. Hal ini juga dapat terjadi pada pemberian hormon pengganti untuk mengatasi masalah kesehatan akibat monopause. Perabaan payudara sendiri atau yang disebut SADARI (Periksa payudara sendiri) dapat dilakukan secara teratur untuk menemukan tumor payudara sedini mungkin.



d. Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur fitoestrogen :
Baru-baru ini, fitoestrogen banyak disebut sebagai alternatif terapi pengganti hormon estrogen. Apa itu fitoestrogen? Fitoestrogen merupakan estrogen alami dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai estrogen. Khasiat estrogen ini dapat terjadi karena fitoestrogen mempunyai dua gugus –OH/hidroksil yang berjarak 11,0 – 11,5 Angstrom pada intinya, sama persis dengan inti estrogen sendiri.
Para ahli sepakat bahwa jarak 11 Angstrom ini menjadi struktur pokok suatu substrat agar mempunyai efek estrogenick Walaupun fitoestrogen dapat mengikat reseptor estrogen, efek estrogenik yang ditimbulkan lebih lemah disbanding estrogen. Akan tetapi fitoestrogen tetap dapat menimbulkan respons maksimal jika dosisnya dinaikkan cukup tinggi.
Penelitian untuk mendukung fakta ini telah dilakukan dengan menggunakan bahan pangan seperti keledai. Hasilnya, wanita Asia yang telah mengalami menopause dan mengkonsumsi banyak kedelai ternyata mengalami sedikit gejala hot flushes, termasuk angka kejadian kanker payudara yang rendah.
Dimana memperoleh fitoestrogen?
Beberapa senyawa fitoestrogen, diketahui banyak terdapat dalam tanaman, antara lain :
-Isoflavon: Banyak terdapat pada kacang kedelai atau soybeans (termasuk produk olahan, seperti;tempe, tahu, tauco), buah-buahan dan teh hijau.
-Triterpene glycoside: Banyak ditemukan pada Black Cohosh (Cimicifuga racemosa), yang tumbuh di hutan Amerika Selatan dan sekarang telah berhasil diekstrasi dan dikemas menjadi produk obat untuk menopause.
-Lignans: Terdapat pada biji-bijian gandum maupun wijen
-Coumestans: Banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji bunga matahari.
Kedelai sebagai fitoestrogen
Dari tanam-tanaman yang telah disebutkan diatas, kacang kedelai (soybeans) diketahui mengandung fitoestrogen dalam jumlah bermakna untuk pengobatan. Terbukti, pada masyarakat Jepang yang memiliki konsumsi produk kedelai 10 kali lipat dibanding penduduk AS, mereka memperlihatkan rendahnya angka kejadian penyakit, khususnya pada wanita menopause.
Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa fitoestrogen (dari kacang kedelai) dapat mengurangi hot flushes, memperbaiki profil lemak plasma, serta menghambat perkembangan arterosklerosis sehingga mencegah penyakit kardiovaskuler. Selain itu, fitoestrogen juga dapat menghambat pertumbuhan sel-sel tumor (kanker) pada payudara dan endometrium. Suatu efek yang menguntungkan bagi pengobatan menopause.
Kesimpulannya, konsumsi produk kedelai sangat bermanfaat dalam mengurangi berbagai gejala menopause sehingga kulit menjadi lebih lembab dan halus, payudara kencang, timbunan lemak di pinggul berkurang, hubungan seks pun menjadi lebih bergairah. Selain itu, konsumsi kedelai juga dapat mencegah osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).

Pada akhirnya, menopause bukan lagi menjadi momok yang menakutkan bagi wanita, dengan catatan jangan tinggalkan pola hidup sehat.
e. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium : Makanan yang mengandung kalsium antara lain susu, yoghurt, keju, teri, dll.
f. Alternatif lain pengobatan menopause : Mengingat banyaknya kendala dalam pemakaian TSH seperti takut terkena kanker payudara, harus digunakan jangka panjang, banyaknya efek samping dan harga yang relatif mahal maka perlu dicari alternatif lain sebagai penganti TSH yang dapat memenuhi kriteria alami, murah , berasal dari tanaman, efektif dan dapat diterima oleh wanita menopause. Alternatif lain itu adalah fitoestrogen. Fito artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki struktur kimia dan khasiat biologik menyerupai estrogen. Struktur kimia fitoestrogen sebagian besar bukan steroid sedangkan estrogen umumnya adalah steroid.
Selain itu pasien menolak menggunakan TSH karena takut timbul kanker payudara akibat estrogen.
2.6 Peran Bidan terhadap Menopause atau Klimakterium
Apa yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya bidan terhadap usia menopause dan klimakterium? Sebagai seorang bidan yang berprofesi terhadap setiap siklus reproduksi wanita pada setiap jenjang usia, salah satunya usia menopause. Dalam menangani kasus menopause ini, bidan dapat melakukan komunikasi untuk memberikan konseling karena pada fase ini wanita juga mengalami perubahan fisiologis dan perubahan psikologis. Perubahan fisiologis yang dapat terjadi misalnya hot flash, keringat dingin, haid tidak teratur, dispareuni, jantung berdebar-debar, dan lain-lain. Adapun perubahan yang bersifat psikologis adalah kecemasan terhadap keluhan-keluhan yang dialami.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini adalah:
1) Pemberian penjelasan tentang pengertian serta tanda-tanda menopause
2) Deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini
3) Pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
4) Membantu klien dalam pengambilan keputusan
5) Pemakaian alat bantu dalam emberian KIE
6) Melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial budaya.
Prinsip komunikasi pada masa menopause adalah :
1) Fungsi kognitif terdiri dari: kemampuan belajar (learning), kemampuan pemahaman (comprehension), kinerja (performance), pemecahan masalah (problem solving), daya ingat (memory), motivasi, pengambilan keputusan, kebijaksanaan.
2) Fungsi afektif, fenomena kejiwaan yang dihayati secara subyektif sebagai sesuatu yang menimbulkan kesenangan atau kesedihan.
3) Fungsi konatif (psikomotor), fungsi psikis yang melaksanakan tindakan dari apa yang diolah melalui proses berpikir dan perasaan ataupun keduanya.
2.7 Pengertian Andropause
Keadaan pada laki-laki, biasanya terjadi pada usia 55 tahun ke atas, akibat penurunan secara perlahahn kadar hormon testosteron, androgen (DHEA, dehidro-epiandrosteron), hormon pertumbuhan, melatonin, dll. Andropause ini terjadi secara perlahan dan pada usia yang lebih lanjut dibanding pada perempuan.
Andropause berasal dari 2 kata,yaitu andro dan pause. Andro berarti pria, sedangkan pause berarti penghentian/stop. Ada juga yang beranggapa bahwa andropause adalah saat dimana hormon andropause yang ada di pria jumlahnya semakin menurun. Jadi secara harfiah andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria.Berbeda dengan wanita yang mengalami menopause, dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan berhenti dengan cara yang relatif mendadak, pada pria penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan hormon – hormon lainnya sedemikian perlahan.
Andropause adalah sindroma klinik yang ditandai dengan perubahan fisik dan emosional yang dihubungkan dengan menurunnya kadar hormon, seperti hormon pertumbuhan, dan khususnya hormon testosteron dalam konsentrasi yang bermakna. Dengan demikian, fungsi seksual maupun fertilitas (kesuburan) tidak berhenti sama sekali pada laki-laki yang mengalami gejala andropause, namun terjadi penurunan secara bertahap.
andropause terjadi perlahan-lahan dan mulainya sangat bervariasi. Ada yang mulai di usia 40-an, 50-an, 60-an, bahkan setelah 65 tahun.
2.8 Mekanisme terjadinya Andropause
Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi dari sistem reproduksi pria, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dengan dibawah angka normal. Hormon yang turun pada andropause ternyata tidak hanya testosteron saja, melainkan penurunan multi hormonal yaitu penurunan hormon DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth Hormon, dan IGFs (Insulin like growth factors). Oleh karena itulah banyak pakar yang menyebut andropause dengan sebutan lain seperti Adrenopause (deficiency DHEA/DHEAS), Somatopause ( deficiency GH/Insulin like Growth Factor), PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in Aging Male), PADAM (Partial Androgen deficiency in Aging Male), Viropause, Climacterium pada pria, dsb.
2.9 Penyebab Andropause
Penurunan hormon pada andropause terjadi secara perlahan sehingga sering kali tidak menimbulkan gejala. Keluhan baru timbul jika ada penyebab lain yang mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya.
Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1. Faktor lingkungan
a. Bersifat fisik: bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam bidang pertanian, pabrik dan rumah tangga.
b. Bersifat psikis:suasana lingkungan (tidak erotis), kebisingan dan perasaan tidak nyaman.
2. Faktor Organik (Perubahan hormonal)
Penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Penyakit tersebut antara lain : diabetes mellitus (kencing manis), varikokel (pelebaran pembuluh darah testis), prostatitis kronis (Infeksi pada prostat), kolesterol yang tinggi, obesitas, atropi testis dsb.
3. Faktor Psikogenik
Penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron.
2.10 Gejala Andropause
Kumpulan gejala dan tanda yang timbul pada andropause antara lain :

1. Gangguan vasomotor : tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.

2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental/institusi, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri.
3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan dan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal dan osteoporosis.
4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi / disfungsi ereksi / impotensi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.
2.11 Dampak negatif (masalah kesehatan) akibat Andropause
Berkurang nya beberapa hormon tersebut, mengakibatkan beberapa keluhan:
1. Keluhan seksual : Kekurangan hormon testosteron akan mengurangi keinginan seksual (libido) dan gangguan ereksi pada laki-laki.
2. Penurunan kekuatan otot : Menurunnya beberapa hormon androgen pada laki-laki berakibat penurunan metabolisme protein, oksidasi lemak, penigkatan timbunan lemak, dan penurunan kekuatan otot. Akibatnya terjadi penurunan massa otot bila dibandingkan pada usia lebih muda.
3. Osteoporosis : Kejadian Osteoporosis pada laki-laki tidak sebanyak pada perempuan, karena massa tulang laki-laki lebih besar. Osteoporosis pada laki-laki dapat diperberat oleh penggunaan alkohol, kortikosteroid, faktor genetik, penuaan.
4. Kepikunan/demensia Alzheimer : Penurunan kadar testosteron pada laki-laki akan mempengaruhi daya ingat dan funsi kognitifnya. Pada kondisi yang berat akan terjadi gejala kepikunan hebat, yang disebut sebagai kepikunan Alzheimer
Demensia Alzheimer
Salah satu bentuk demensia akibat degenerasi otak yang sering ditemukan pada pasien lanjut usia yakni demensia alzheimer. Penyebab demensia alzheimer tak lain adalah penyakit alzheimer. Demensia alzheimer dikategorikan sebagai penyakit degeneratif otak yang progresif yang mematikan sel-sel otak sehingga mengakibatkan menurunnya daya ingat, kemampuan berpikir, dan perubahan perilaku.
“Demensia alzheimer adalah pembunuh otak karena penyakit ini mematikan fungsi sel-sel otak,” tegas dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI) pada diskusi di Jakarta (6/8) dalam rangka menyongsong Hari Alzheimer Sedunia yang diperingati setiap tanggal 21 September. Tema Hari Alzheimer Sedunia tahun ini adalah “No Time To Lose”, yang artinya tidak ada waktu yang terbuang percuma bagi kaum lanjut usia.
Gejala dini demensia alzheimer antara lain gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan; kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan dan berbahasa; gangguan pengenalan waktu dan tempat; kesulitan mengambil keputusan yang tepat; kesulitan berpikir abstrak; salah meletakkan barang; perubahan mood dan tingkah laku; perubahan kepribadian serta kehilangan inisiatif.
Namun sayangnya, gejala dini demensia alzheimer sering terabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala lanjut yang wajar seiring pertambahan usia atau terjadi salah diagnosis. Pasien juga seringkali kurang menaruh perhatian pada gejala yang timbul serta menyangkal kondisinya sendiri. Padahal, kegagalan mendiagnosis dini demensia alzheimer dapat mengakibatkan penanganan yang tidak tepat dan memberikan beban tambahan berupa beban ekonomi, sosial, dan emosi pada penderita dan keluarga..

2.12 Pengobatan
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi andropause adalah pemberian hormon testosteron, yang lebih dikenal sebagai pengobatan sulih hormon (hormone replacement therapy, HRT) dengan testosteron. Seperti halnya pengobatan sulih hormon estrogen pada wanita menopause, sulih hormon testosteron pada pria andropause juga efektif dan bermanfaat, serta tidak menimbulkan rasa sakit. Namun pengobatan ini tidak diberikan kepada semua pria, karena pada pria dengan gejala-gejala andropause, mungkin juga mengidap masalah kesehatan lain yang dapat menimbulkan gejala-gejala tersebut.
Terdapat beberapa keadaan yang tidak mengizinkan pria andropause diberikan pengobatan sulih hormon, yaitu:
o Kanker payudara (pada pria)
o Kanker prostat
Pada beberapa kasus lain, pengobatan sulih hormon ini bahkan mungkin tidak tepat. Bilamana terdapat keadaan berikut ini, pengobatan sulih hormon testosteron perlu dipertimbangkan apakah akan menjadi pilihan terbaik.
o Penyakit hati
o Penyakit jantung atau pembuluh darah
o Edema (pembengkakan muka, tangan, kaki, telapak kaki)
o Pembesaran prostat
o Penyakit ginjal
o Diabetes mellitus (penyakit gula, kencing manis)
Guna menentukan rencana pengobatan yang terbaik untuk Anda, dokter perlu diberitahukan apakah Anda:
o Pernah alergi terhadap androgen atau steroid anabolik
o Berencana memiliki anak lagi, karena dosis tinggi androgen dapat menyebabkan infertilitas.
o Menderita penyakit yang menyebabkan terpaksa di tempat tidur terus.
o Sedang meminum obat lainnya, terutama antikoagulasi (peluruh darah).
o Pengobatan sulih hormon testosteron dapat berupa pil atau kapsul yang diminum, suntikan, implan (susuk dalam tubuh), krim dan patch (tempelan di kulit). Sebelum pemberian obat, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui secara pasti kadar hormon masing-masing dalam tubuh, agar dokter dapat menentukan jenis pengobatan hormonal yang dibutuhkan, berikut dosisnya. Selama pengobatan, peran dokter sangat besar, karena pengobatan hormon sangat mungkin menimbulkan penyulit (komplikasi) yang merepotkan. Oleh karena itu, selama pengobatan periksa ke dokter secara teratur diperlukan untuk memantau perkembangan dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengobatan sulih hormon testosteron:
1. Pemeriksaan fisik lengkap. Pria usia lanjut harus mempunyai indikasi jelas untuk diberikan testosteron.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk profil lemak darah, hemoglobin, dan kadar hormon.
3. Penderita hipogonadisme yang diduga disebabkan oleh kelainan pada hipofisis/hipotalamus harus diperiksa menyeluruh.
4. Pemeriksaan fungsi hati.
5. Pemeriksaan colok dubur dan antigen spesifik-prostat (prostate specific antigen , PSA).
6. Penderita dengan gejala gangguan saluran kemih bawah tidak boleh diberikan pengobatan sulih hormon testosteron
7. Kanker prostat merupakan kontraindikasi mutlak untuk pemberian testosteron.
8. Pemberian testosteron dianjurkan dalam bentuk ester injeksi, oral, atau tempelan di kulit.
9. Respons klinis merupakan petunjuk terbaik untuk menentukan dosis yang dibutuhkan.

Manfaat pengobatan sulih hormon testosteron. Pengobatan ini bermanfaat untuk mengatasi gangguan fisik andropause akibat berkurangnya libido dan kemampuan ereksi. Dari beberapa kajian klinis pada pria dengan kadar testosteron rendah telah dilaporkan adanya tanggapan positif terhadap testosteron, yaitu;
o Emosi dan rasa penghargaan diri membaik
o Energi secara fisik dan mental meningkat
o Kemarahan, mudah tersinggung, kesedihan, kelelahan dan rasa gugup berkurang
o Kualitas tidur membaik
o Libido dan kemampuan seksual meningkat
o Massa tubuh meningkat, dan lemak berkurang
o Kekuatan otot bertambah (genggaman tangan, ekstremitas atas dan bawah)
o Penurunan risiko penyakit jantung
o Dengan pemberian testosteron diperoleh perubahan-perubahan berikut: perilaku membaik, harga diri dan percaya diri kembali, energi meningkat baik di rumah maupun di lingkungan sosial. Banyak pria yang merasa lebih kuat, selain itu terjadi peningkatan pada emosi, konsentrasi, pengenalan, libido, kegiatan seksual, dan secara keseluruhan merasa baik. Pengaruh ini biasanya dirasakan dalam kurun 3-6 minggu.
Manfaat lainnya adalah menjaga atau meningkatkan densitas tulang, meningkatkan komposisi tubuh, massa dan kekuatan otot, serta meningkatkan daya penglihatan-ruang.

2.13 Gejala-gejala

Penurunan kadar testosteron pada akhirnya akan terjadi pada semua pria, dan belum ada cara untuk menduga siapakah yang akan mengalami gejala-gejala andropause cukup parah sehingga perlu bantuan. Juga tidak dapat diduga pada usia berapakah gejala-gejala tersebut akan muncul pada individu tertentu. Gejala-gejala yang dialami setiap pria dapat berbeda-beda.
Beberapa gejala-gejala khas andropause adalah:
1. Penurunan libido (gairah seksual) dan impotensi (gagal ereksi)
2. Perubahan suasana hati (mood ), disertai penurunan aktivitas intelektual, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung
3. Menurunnya kekuatan otot dan massa otot
4. Lemah dan kurang energi
5. Perubahan emosional, psikologis dan perilaku (misalnya depresi)
6. Berkeringat dan gejolak panas di sekitar leher (hot flash ), yang terjadi secara bertahap
7. Pengecilan organ-organ seks dan kerontokan rambut di sekitar daerah kelamin dan ketiak
8. Peningkatan lemak di daerah perut dan atas tubuh
9. Osteoporosis (keropos tulang) dan nyeri punggung
10. Risiko penyakit jantung
Risiko osteoporosis
Pada individu yang sehat, jaringan tulang secara konstan rusak dan dibentuk kembali.Pada pasien osteoporosis, pembentukan kembali jaringan tulang tidak secepat jaringan tulang yang rusak sehingga lebih banyak jaringan tulang yang rusak dibanding yang terbentuk kembali.
Pada pria, testosteron juga berperan untuk menjaga keseimbangan otot dan tulang. Dengan bertambahnya usia dan menurunnya kadar testosteron, kemampuan pembentukan kembali jaringan tulang semakin menurun sehingga pria akan menunjukkan pola yang mirip pada risiko osteoporosis. Sekitar 1 dari 8 pria di atas usia 50 tahun menderita osteoporosis.
Selain itu, antara usia 40-70 tahun densitas tulang pria menurun hingga 15%. Densitas tulang yang rendah menyebabkan risiko patah tulang lebih sering, dan disertai nyeri. Pergelangan, pinggang, tulang punggung, dan tulang rusuk adalah bagian yang paling sering berisiko patah. Kejadian patah tulang pinggang pada pria usia lanjut meningkat eksponensial, sama seperti yang terjadi pada wanita. Pada pasien osteoporosis, patah tulang pinggang dapat membahayakan jiwa atau dapat menyebabkan 1/3 pasien tidak dapat bergerak lagi seperti semula.
Risiko penyakit jantung . Telah lama diketahui bahwa risiko pria terkena aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) cenderung meningkat setelah andropause. Fenomena yang hampir sama juga terjadi pada pria karena kadar testosteronnya menurun sejalan dengan proses penuaan. Meskipun penelitian yang dilakukan belum selengkap seperti yang dilakukan pada wanita, tetapi temuan klinis menunjukkan adanya hubungan antara kadar testosteron rendah dan peningkatan faktor risiko penyakit jantung pada pria. Hubungan sebab-akibatnya masih belum diketahui pada percobaan klinis dalam jumlah kasus yang besar dan masih diperlukan penelitian klinis lanjutan pada kajian bidang ini.

2.14 Menilai adanya Andropause
Digunakan 10 kriteria ADAM, yaitu :
1. Penurunan keinginan seksual (libido)
Hal ini karena dipengaruhi oleh hormon yaitu testoteron. Testosteron adalah salah satu hormon yang berkurang pada pria yang mengalami andropause. Seperti diketahui, aktivitas biologis testosteron bersifat androgenik (memberikan efek pada organ reproduksi) dan anabolik (efek pada organ somatik). Dengan begitu, maka penurunan kadar testosteron akan mempengaruhi semua metabolisme yang terkait, seperti otot, tulang, susunan syaraf pusat, prostat, sumsum tulang dan fungsi seksual.
2. Kekurangan tenaga/ lemah.
3. Penurunan kekuatan/ ketahanan otot
4. Penurunan tinggi badan
5. Berkurangnya “kenyamanan dan kesenangan” hidup
6. Sedih dan/atau sering marah tanpa sebab yang jelas.
7. Berkurangnya kemampuan ereksi
8. Kemunduran kemampuan olahraga
9. Tertidur setelah makan malam
10. Penurunan kemampuan bekerja
Jika ada keluhan nomor 1 dan 7, atau beberapa kombinasi 4 atau lebih keluhan, maka laki-laki dikatakan sudah mengalami andropause.
2.15 Gangguan Fungsi Seksual Pria
a. Somatopause
Somatopause adalah defisiensi Human Growth Hormone (HGH) dan Insuline Like Growth Hormone (IGF-1). Somatopause adalah fase kemerosotan usia pertengahan di dalam hidup manusia dimana terjadi pengurangan HGH, menyebabkan penurunan fungsi fisiologi yang jelas termasuk peningkatan lemak badan, kemerosotan daya tahan, warna kulit yang berbeda daripada sebelumnya, kemerosotan keinginan seksual, dan simptom-simptom lain yang lazim dikaitkan denga usia lanjut.
Menjelang usia 70 hingga 80 tahun, pada asasnya seseorang itu akan kekurangan hormon pertumbuhan, mengakibatkannya mengalami SDS (Sindrom Defisiensi Somatotropin).

HGH biasanya dilepaskan semasa tidur dalam bentuk denyutan sebagai tindak balas terhadap isyarat positif, seperti tindakan faktor pelepasan hormon pertumbuhan GRF (Growth Releasing Hormone) dan isyarat negatif daripada hipotalamus. Apabila pituitari melepaskan hormon tersebut, HGH bergerak dari pituitari ke dalam aliran darah dan ia menduduki ruang penerima didalam setiap sel, khususnya sel hati, yang sebenarnya akan menggunakan kimia ini.
Apabila HGH mengaktifkan ruang penerima di dalam hati, kimia yang dikenali IGF-1 dikeluarkan. HGH memperkuatkan kesan anabolik diseluruh tubuh melalui penghantar bersama IGF-1, membantu pertumbuhan jaringan, tulang rawan, dan otot-otot. Justru dengan menentukan kepekatan IGF-1 di dalam darah, kita boleh mengukur kadar rembesan HGH di dalam tubuh kita.
 Gejala-gejala

Gejala-gejala lain yang dapat dijumpai pada somatopause yaitu :
• Tampak menua dan kulit keriput
• Pikun
• Gairah seksual menurun
• Tekanan darah dan kadar kolesterol meningkat
• Penyembuhan luka amat lambat
• Organ mengecil (hati, ginjal, limpa)
• Tulang lemah
• Berat badan naik
• Sistem imunitas tubuh melemah
 Pencegahan dan pengobatan Somatopause
Senam. Senam yang dilakukan secara rutin adalah penting untuk memperlambat penuaan. Untuk meningkatkan pelepasan HGH, program latihan ketat seperti angkat berat dan senam aerobik diperlukan.
Pil oral. Obat yang lazim digunakan adalah Levadopa, Hydergine, clonidine, dan dilantin yang bekerja untuk merangsang pelepasan HGH dan meningkatkan feed back-nya. Walaupun obat-obatan ini diluluskan oleh FDA yang mana keselamatan dan kegunaannya telah disahkan, namun tidak ada satupun telah diluluskan untuk tujuan meningkatkan kadar HGH.


b. Male Hypogonadism
Fungsi testis turun, baik produksi sel gamet (sperma) maupun hormon, atau keduanya. Penyebab hypogonadism ini dibagi atas sejak lahir (congenital) dan didapat (acquired). Hypogonadism pada laki-laki terdiri atas :
• Hypogonadisme primer. Terjadi kerusakan pada sel leydig hingga produksi androgen dan testoteron turun atau kerusakan pada duktus seminiferus, sehingga jumlah sperma yang keluar berkurang atau tidak sama sekali. Untuk mengimbangi penurunan hormon ini, otak meningkatkan pengeluaran hormon gonadotropin
• Hypogonadisme sekunder. Terjadi kerusakan di hipotalamus hingga hormon gonadotropin yang dikeluarkan berkurang dan mengakibatkan kemandulan atau impotent.
Produksi hormon androgen yang kurang, menyebabkan kesediaan hayati testoteron (bioavaibilitas testoteron/BT) berkurang yang dapat mengakibatkan hilangnya libido, penurunan masa otot dan kekakuan otot serta perubahan energi dan kesehatan.
 Gejala dan Tanda
Tergantung pada beratnya kekurangan produksi hormone secara umum terlihat perkembangan kurang baik, misalnya testis tidak turun, malahan kadang-kadang bentuk alat kelaminnya tidak khas.
Bila hypogonadisme terjadi pada usia puber, akan terjadi pembesaran buah dada pada laki-laki (gynecomastia), dan rambut kemaluan kurang lebat sampai tidak tumbuh penis dan testis kecil, otot-otot kurang gempal.
Bila hypogonadisme terjadi setelah usia dewasa, akan mengakibatkan kurangnya gairah seks, terganggu ereksi penis, otot-otot kendur tidak bertenaga, rambut rontok, merasa tertekan dan berbagai gangguan emosi lainnya.
Hypogonadisme pada lansia umumnya hanya memiliki beberapa gejala yang non-spesifik atau tanda-tanda fisik. Gejala yang paling umum adalah penurunan libido/gairah seksual yang berhubungan langsung dengan penurunan kadar testoteron, gangguan libido yang berat dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Hypogonadisme pada pria juga dapat menyebabkan rasa lelah, kehilangan energi, lemah otot dan menurunkan perasaan sehat yang dapat mengarah pada depresi.
Masa otot yang menurun sejalannya dengan usia dapat berkaitan dengan kelemahan, imobilitas, gangguan cara berjalan dan keseimbangan. Masa otot dan keseimbangan berkaitan erat dengan testoteron bebas atau yang terikat.Hilangnya jaringan tulang sering dihubungkan dengan hypogonadisme. Hal itu mungkin karena rendahnya substrat testoteron untuk aromatisasi estrogen memegang peranan dalam osteoporosis.
2.16 Pencegahan terhadap dampak negatif andropause dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan kelenjar prostat : Pembesaran Prostat meningkat pada usia 40tahun ke atas, dengan gejala teraba pembesaran kelenjar prostat, sering buang air kecil terutama pada malam hari, yang tidak lancar atau menetes; setelah selesai berkemih, tidak dapat menahan kencing.
2. Pemberian multivitamin : Multivitamin seperti vitamin B, C, E, dan D3 dapat mencegah osteoporosis.
3. Pemberian Kalsium : Kalsium dengan dosis 800-1000 mg/hari dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Perlu juga diwaspadai kemungkinan terjadinya batu saluran kencing karena timbunan kalsium.
4. Antisipasi Andropause dengan Antioksidan : Sebelum mengalami gejala andropause, pria dianjurkan memperbanyak konsumsi antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Sebab, radikal bebas mempercepat munculnya gejala andropause. Sumber antioksidan antara lain, kerang, tiram, bayam, stroberi, keju dan buncis. Jenis makanan itu mengandung zat gizi seng. Zat ini juga membantu proses pembentukan sperma dan perkembangan organ sekspria.
Selain seng, zat besi dibutuhkan. Zat besi terdapat pada bekicot, telur, ikan gabus, daun melinjo, daun kelor, bayam, peterseli, daun semanggi, salak, abon dan selada air. Makanan itu bisa menangkal radikal bebas.
Sumber antioksidan lainnya adalah vitamin E seperti pada taoge dan asparagus. Atau, vitamin C yang terdapat pada daun katuk, selada air, apel malang, pepaya, rambutan, mangga, dan bandeng. Yang postif mengalami andropause harus menjalani terapi khusus. Yang belum berusia 50 tahun atau berisiko andoropause, tidak ada salahnya mengambil langkah pencegahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar